Ketika sebuah mimpi bagai debu
beterbangan
Tak punya arah dan tujuan yang pasti
Nyali yang mengerucut ketakutan
Buru-buru ingin pergi menjauh dari mimpi
Meski hati begitu mengingini mimpi-mimpi
itu nyata
Namun ketakukan begitu memilukan sebuah
luka
Ketika nyali membenamkan raganya
Sesal kembali menyerang menyergap segera
Katanya...
Andai tak ada malam natal itu
Andai tak ada pertemuan itu
Dunianya adalah hari-hari bahagia tanpa
jeda
Sedang ia kan tumbuh kokoh bagai
batu-batu purbakala
Tak tergoyahkan dan gagah
Namun sayang, ia kini kerikil-kerikil
kecil
Yang diinjak kaki dan ditendang semaunya
sendiri
Bogor, 29 September 2014