Tubuhku
yang letih
Tak
jua mampu membuat malam melelapkanku
Rasa
takut akan kehilangan
Menyeruak
kembali menggalaukan hati
Dia
yang begitu kami cintai
Begitu
diingini kekasih hatinya menemani
Di
alam jauh tak terjangkau mata
Sedang
kau, hadir dalam wajah pasi
Namamu
terpahat rapi dengan tinta emas tebal
Dalam
kilap batu nisan hitam lebar
Menimbulkan
cemas akan nyata sebuah ucapan
Kehilangan,
kematian, kenapa hadir begitu menakutkan?
Tidakkah
diberi sedikit jeda untukku bernafas tanpa air mata?
Atau
melukis tawa daripada menahan rasa sesak di dada?
Rara
Sarasva, 21 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar