Kuhembuskan nafasku. Mencoba melegakan hati. Meski kurasakan ngilu di ujung tulang rusukku. Inilah bahasa tubuh. Ada saraf-saraf yang saling bertautan antara perasaan, pikiran, saraf dan aliran darah. Kini aku mengerti alasan seorang dokter menghimbau pada pasiennya:
"Jangan banyak pikiran!"
Yaa, ternyata memang ketika pikiran kita sedang tidak beraturan, mampu mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh kita untuk melakukan sebuah pertikaian di dalamnya.
Kepada kamu;
Sel abnormal yang singgah di tubuhku
Bisakah kamu bersabar sebentar
Membiarkan hati dan logikaku bersiap diri
Menerima kehadiranmu meronta dalam aliran darahku
Aku tahu kau tidak sabar
Kau ingin segera menari
Menggerogoti organ tubuhku
Melemahkanku dan menjatuhkanku
Dalam kuasa sel abnormalmu
Kepada kamu;
Sel abnormal yang singgah di tubuhku
Beri aku waktu membersihkan diri
Dari dosa yang selalu kucumbui
Beri aku waktu melihat sebuah senyuman
Darinya yang telah membuatku ada
Kepada kamu;
Sel abnormal yang singgah di tubuhku
Ada kala kuingin kau mati
Namun saat rapuhku menjejali pikiranku
Kuingin kau datang membanjiriku lebih banyak dari hari ini
Bogor, 14 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar