Serpihan
peluru bersarang di bahu lelaki itu
Ia
berjalan menahan kucuran darah dari bahu kirinya
Sehelai
kain diikatnya tuk menahan peluru masuk terlalu dalam
Rasa
sakit dibenamkannya demi menyelamatkan batas-batas wilayah
Ia
yang dengan bangga menerima mandat
Rela
berjauhan dari keluarga tercintanya
Demi
keutuhan sebuah bangsa
Tetap
diam tanpa keluhan
Lalu
mengapakah raga ini berkeluh kesah
Yang
sehari-hari berdiri di ruang dingin dan sejuk
Membagi
ilmu tanpa kecemasan akan todongan moncong senapan
Bukankah
harusnya kusampaikan rasa syukur yang tiada terkira
Rara
Sarasva
Bogor,
02 Oktober 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar