Minggu, 24 Maret 2013

DIA SEPERTI RINDU



Sejak ia ada aku kembali membuka mata
Tingkahnya yang membuatku lelah
Terasa anugerah tiada tara
Tawanya yang manja
Cemberutnya yang mempesona
Seperti melihat tarian rindu yang mendalam
Hingga menjatuhkan butiran Kristal
Dari sudut mata

Ia hidup penuh tawa
Melepas luka seorang wanita
Yang berjuang seorang diri untuknya
Untuk memberikan kehidupan baginya

Betapa beruntungnya ia
Terlahir dari rahimmu yang bijaksana
Walau mungkin pernah kau keluhkan
Namun kau wanita yang rela malu
Sebab masyarakat kita mentabukan

Demi memberinya kehidupan dan menghidupinya
Kau berjuang sendiri dalam peluh cinta
Begitu merindunya aku pada wanita-wanita sepertimu
Mempertanggungjawabkan dosa yang pernah ada
Bukan menghancurkannya saat masih segumpal
Tetaplah berjuang untuk terus memberinya kehidupan
Sebab bagiku kau luar biasa
Mampu mencipta tawa di wajah mungilnya

Jakarta, 24 Maret 2013

Sabtu, 09 Maret 2013

MESIU

Larutkan aku dalam hening
Hening yang semakin dingin
Larut selarut-larutnya
Hingga tubuhku tak lagi sanggup
Menjadi sasaran ribuan mesiu
Yang makin bengis menghujam jantung


Rara Sarasva, 02 Oktober 2012

Sapa Bocah itu Penawar Rinduku



Dengannya kudengar cerita
Tentang rindu yang tak terbaca
Tentang rasa yang tak terhiraukan

Dia, bocah itu walau tak sedekat dulu
Namun ia masih begitu memperhatikan langkahku
Mungkinkah dia bertanya dalam ketidaktahuannya
Tentang kita, kenapa tak bisa bersama
Tentang rasa yang belum dipahaminya
Dan tentang kerinduan melihat kita bersama

Kalau kubiarkan ia bercerita tentang segala hal
Itulah pengobat rinduku padamu
Pada kenanganmu yang tak mampu lagi kusentuh
Sapa bocah itu adalah satu-satunya penawar rinduku
Padamu yang masih begitu dalam terjebak
Dalam rimba hatiku

Dari sebuah pesan yang selalu menyapa Rara Sarasva
Jakarta, 09 Maret 2013

Rabu, 06 Maret 2013

Sahabat Rahasia

Tak pernah kurasakan sendiri apalagi hampa
Karena ia selalu ada dalam jiwa
Ia lebih dari rasa
Ia lebih dari bayangan
Ia lebih dari pada raga
Ia lebih dari sebuah nyanyian
Karena ia bukan hanya seseorang yang pernah kucinta
Ia adalah Jiwa
Yang terus membawaku menari lewat pena
Ia adalah suara yang membisikkanku sejuta rasa
Walau ia pernah hilang dalam emosi jiwa
Namun ia tak pernah pergi meninggalkanku sendiri
Ia hanya sembunyi dari amarah yang perna ada
Ia kembali saat hening menyapa sanubari
Ia adalah jiwa di dalam jiwa
Yang tak pernah dikenal oleh siapa-siapa

Tentang sahabat rahasia Rara Sarasva
Jakarta, 06 Maret 2013

Cinta dan Batas Logika

Itu kah uniknya cinta
Satu kesatuan rasa yang di dalamnya ada:
        kasih, sayang, benci, amarah, dendam juga rindu
Walau kita telah dijatuhkannya begitu dalam
Bahkan ketika tubuh kita tersisa kerangka-kerangka remuk
Namun cinta masih tetap hidup
Mengudara dengan bebas
Dan menari semaunya
Cinta bukan sebuah kesalahan
Sebab kesalahan adalah kita
Yang salah meletakkannya
Bukankah cinta harus diletakkan di tangan Tuhan
Agar sinarnya menembus batas tak tercapai logika

Ya, Letakkanlah cintamu di tangan Tuhan
Biar sinarnya menembus batas tak tercapai logika
Sebab di tangannya Kuasa itu nyata.

Renungan Jendala Rara Sarasva
Jendela, 02 November 2012

Sejauh Senja

Mentari menghilang tergantikan senja
Aku letih menanti sendirian
Teriknya membakar raga hingga jiwa
Peluhku jatuh bercucuran bagai air mata
Senja masih begitu jauh kurasa
Sedang mentari kian membakar rasa
Memerahkan raga

Senja,
Sejauh mana kau ada
Aku lelah terbakar siang
Ingin segera kugapai malam
Lelap dalam buaian takdirNya

Rara Sarasva
Jakarta, 05 Maret 2013 19.30WIB

Andai Kau Senjaku

Jadilah kau kekasih itu
Yang sering kurindu saat hening bergelayut
Sebab kuingin selalu ada di sisimu
Menyeka keningmu dari peluh mimpi

Kusadari pernah kumeragu
Benarkah kau senjaku?
Yang bermimpi menikmati hari tua bersama
Dalam sunyi nuansa pedesaan
Dan sejuk aroma padi-padian

Aku rindu tajam matamu yang seketika melayu
Manakala jemari menyentuh tulang pipimu
Menikmati hadirku dalam hatimu

Aku rindu hangat dekapanmu
Gelitik renyah tawamu
Tapi rindu ini benar-benar hanya aku yang tahu

Tarian Pena Rara Sarasva
Jakarta, 06 Maret 2013

Bumi pun Lelah

Lihatlah pada satu titik Langit yang semula abu-abu perlahan membiru Pagi tak lagi menyuguhkan aroma asap knalpot Sisi-sisi jalan mulai...