Jumat, 03 Oktober 2014

Teriak Sebongkah Kayu



Dingin tak teruraikan mentari
Langit masih saja teduh
Mengiringi langkah kaki
Menggapai mimpi

Sebongkah balok kayu terbujur kaku
Mengantarkan kaki-kaki mungil ke seberang
Kaki-kaki mungil mengayuh langkah tanpa alas kaki

Teriak sebongkah kayu;
Lepas sepatumu, aku terlalu licin untuk alas sepatu
murahmu!
Pelan-pelan saja, jangan kalian berebut!
Salah-salah kalian terpeleset dan jatuh ke aliran deras
di bawahku
Sungai-sungai berbatu itu bisa menelan dan melukai
tubuh mungil kalian

Sebongkah kayu yang membujur di atas sungai iba
Pada kaki-kaki mungil yang melintasinya
Betapa ia mencemaskan nasib mereka di atas batangnya yang telah renta dan lapuk

Rara Sarasva
Bogor, 02 Oktober 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bumi pun Lelah

Lihatlah pada satu titik Langit yang semula abu-abu perlahan membiru Pagi tak lagi menyuguhkan aroma asap knalpot Sisi-sisi jalan mulai...